Jumat, Februari 08, 2008

10 PENYEBAB MENGAPA KOMISARIS GAGAL ( III )

Penyebab Nomor 5 :

So What Exactly is the board supposed to do: Competing (if not conflicting) governance agendas

Salah satu pro kontra tentang peran komisaris yaitu monitoring role atau mentoring role. Di perusahaan yang baru berkembang batas ini tidak jelas alias kabur. Apakah salah jika para komisaris yang telah berpengalaman dan mempunyai jaringan luas turun langsung misalnya dalam mendapatkan kontrak yang kliennya mempunyai hubungan baik dengan para komisaris?. Dalam perusahaan yang established, seharusnya sudah ada definisi peran yang jelas kepada para komisaris sebagai monitoring board yang independent.

Hal Shear dari Research Investment Advisor yang bepengalaman meneliti peran komisaris, menunjukkan tipe-tipe peran Komisaris :

Use and (abuse) of name board

Peran komisari hanya sebagai formalitas belaka. Komisaris BUMN/BUMD diisi para pensiunan jendral atau pejabat yang mungkin tidak tahu bisnis perusahaan itu.

Making full of use board

Komisaris berperan aktif sekali bahkan sampai turun langsung mendapatkan klien atau kontrak. Hal ini dimungkinkan jika para komisaris tersebut sebelumnya adalah mantan CEO suatu perusahan sehingga masih mempunyai relasi yang baik dengan para kliennya terdahulu.

Outgrowing your early of the board

Peran komisaris tidak dapat diharapkan maksimal lagi karena perkembangan perusahaan yang pesat tanpa diikuti peningkatan kualitas dan pengetahuan para komisarisnya lagi

Self dealing

Para komisaris berperan aktif, namun sayangnya kepentingan beberapa komisaris atau seluruhnya berlawanan dengan kepentingan perusahaan. Misalnya menekan CEO agar menerima suplier tertentu

The Nervous Founder

Umumnya terjadi pada perusahaan keluarga yang menjadi perusahaan publik di mana para pemilik lama sangat kuatir terhadap peran pengawasan yang telah berpindah ke para komisaris.


Penyebab Nomor 6 :

The Howard Hughes Syndrome : Board are cut off from staff, shareholder and major decision

Milyarder dan industriawan esentrik Howard Hughes mengundurkan diri dari semua urusan bisnis dengan menutup diri dari dunia luar di sebuah kamar suite yang mewah. Satu-satunya kontak hanya melalui staff kepercayaan yang telah dilarang menemui dirinya tanpa alasan yang luar biasa. Konon, kabarnya selama di kamar tersebut, Howard bebas telanjang sepanjang hari dengan rambut dan kuku yang panjang. Dengan demikian dia tidak akan pernah kembali untuk memegang kendali perusahaan seperti semula.

Posisi komisaris dapat dianalogikan dengan kejadian di atas. Para komisaris diberi ruangan yang mewah, fasilitas lengkap dan gaji besar. Para komisaris bebas sesukanya berbuat di dalam ruangan itu sepanjang tidak ikut campur dalam urusan bisnis.

Sejak kejatuhan Enron, posisi komisaris sudah tidak seperti demikian. Komisaris ingin akses langsung kepada CEO/CFO, manager, auditor dan legal counsel. Bukan harus melalui dan dengan perantara CEO. Hal ini membuat kondisi yang tidak sehat jika tidak dibuatkan sebuah kebijakan tertulis. Sampai seberapa jauhkah komisaris dapat bertemu langsung dengan para staf. Ini untuk menghindari keterlibatan komisaris dalam urusan sepele atau anggapan komisaris memata-matai mereka (culture spy). Demikian juga para staf harus dilindungi, jangan sampai pemberian informasi dari staff ke komisaris akan membuat para staff dipecat.


Beberapa cara lain agar para komisaristidak terputus akses informasinya adalah pertama, komisaris membangun komunikasi khusus dan langsung kepada para manager kunci. Para komisaris mempunyai nomor telepon dan mobile phone mereka. Kedua, komisaris mengadakan rapat atau pertemuan informal yang tanpa dihadiri CEO dengan para manager kunci, auditor dan legal counsel. Ketiga, membangun wistleblower line dimana para staff dapat memberikan informasi penting tanpa perlu mengungkapkan identitas. Dengan demikian memberi rasa aman kepada para staf

Tidak ada komentar: